Budi, seorang pelajar yang terkalahkan selama enam tahun di Sekolah Dasar. Peringkat pertama di kelas selalu menjadi miliknya selama enam tahun itu. Tetapi, setelah duduk di bangku SMP, peringkat pertama itu terjun bebas ke peringkat 23. Nah, setelah SMA, Budi kembali berjaya dengan prestasi-prestasinya. Apa yang terjadi pada Budi?
Beberapa di antara kita mungkin sedang mengalami penurunan prestasi. Tahukah kamu bahwa hal itu sangat wajar? Ya, hal itu merupakan salah satu bagian dari proses perkembangan kita. Jika prestasi menurun, berarti perkembangan intelektual kita sedang terhambat untuk sementara waktu. Kita lebih cenderung malas belajar dan senang mencoba hal yang baru. Di balik terhambatnya perkembangan intelektual, perkembangan psikologis pasti berkembang pesat. Masa SMP merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja awal. Kita mulai berinteraksi dengan lawan jenis, menyukai lawan jenis, dan pacaran. Sangat berbeda dengan masa anak-anak, ketika kita cenderung bermusuhan dengan lawan jenis. Perhatian kita beralih ke hal-hal seperti itu.
Tapi, Budi sangat berlarut-larut dalam perkembangan psikologisnya. Ia menuruti kemalasannya. Budi diharapkan mampu untuk mengontrol dirinya sendiri. Orang tuanya juga tidak memberitahukannya tentang perkembangan yang terjadi pada diri anaknya sekarang. Sebaiknya, orang tua membicarakan hal ini dengan anaknya. Memberikan pengertian bahwa beliau mengerti apa yang terjadi dengan Budi sekarang dan berharap Budi tidak melulu bermalas-malasan. Kemampun Budi untuk mengontrol diri di sini belum maksimal.
Ada lagi, Adi, seorang pelajar yang tak kalah pintar dengan Budi. Ia juga peringkat pertama dari SD hingga SMA. Perkembangan intelektual Adi tidak terhambat sama sekali. Ia tumbuh menjadi seorang remaja yang sangat pintar. Tetapi, perkembangan psikologisnya sangat terhambat. Selama masa sekolah, Adi tidak berinteraksi dengan lawan jenis, ia hanya fokus kepada sekolahnya. Akibatnya, saat perkembangan psikologis anak-anak lain sudah mencapai tahap dewasa awal, Adi baru menapaki perkembangan psikologis tahap remaja awal (puberitas). Peran orang tua di sini juga berperan. Orang tua hendaknya memberikan pengarahan kepada Adi agar mulai berinteraksi dengan teman-teman sebayanya, sesama jenis maupun lawan jenis. Maksudnya bukan nyuruh pacaran loh ya.
Tapi, bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Nah, teman-teman bingung ya ingin seperti Budi atau Adi. Jangan bingung, jadilah diri sendiri. Jika teman-teman mulai merasakan penurunan minat belajar dan prestasi, sadarkan dirimu bahwa ini wajar terjadi pada remaja seusiamu. Tetapi, ingatkan dirimu untuk selalu mengontrol diri agar tidak larut dalam perkembangan intelektual yang terhambat. Tetap berprestasi tapi interaksi dengan lingkungan tetap jalan. Bagaimanapun perkembangan intelektual dengan perkembangan psikologis tidak akan pernah berjalan berbarengan. Salah satunya akan terhambat, dan yang satunya lagi akan berkembang. Kamu lah yang akan memanage sendiri tentang perkembanganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar