Jumat, 17 Desember 2010

Tunjukkan Bahwa Kamu Sebagai Remaja Punya Harapan untuk Masa Depan

Harapan, impian, visi, sebenarnya adalah energi terbesar seseorang untuk dapat maju dan berkembang. Jika hanya bekerja keras banting tulang saat ini tanpa ada pandangan harapan ke depan, hidup seseorang akan stagnan saja. Memang orang semacam itu dapat bertahan hidup, tapi tidak dapat hidup berkembang. Nah, itu pilihan setiap orang sepenuhnya. Bertahan hidup atau hidup berkembang?

“The search after the great men is the dream of youth, and the most serious occupation of manhood.” Begitulah petikan kata seorang Ralph Waldo Emerson, yang berarti bahwa begitu besarnya pengaruh impian terhadap seseorang sejak remaja. Impian seorang remaja menjadikannya kelak sebagai ‘great man’ yang memiliki ‘manhood’ untuk selalu berjuang dan berkembang. Kenapa harus sejak masa remaja? Kenapa bukan sejak masa kanak-kanak atau ketika sudah dewasa saja? Jawabannya sederhana, karena energi terbesar dalam diri seseorang dalam hidupnya adalah saat masa remaja, remaja yang berani bermimpi. Masa kanak-kanak masih asyik dengan dunianya sendiri dan belum mengenal dunia luar, sedangkan ketika dewasa seseorang sudah dipenuhi beban hidup. Sangat disayangkan jika masa emasmu dengan energi yang luar biasa ini hanya digunakan untuk bersenang-senang dan terpengaruh hal-hal buruk yang menghancurkan masa depanmu. Jadi, kamu sebagai remaja, manfaatkanlah energimu yang sangat besar untuk berani bermimpi, dan berjuang saat ini untuk meraih mimpimu.
Lalu, apakah hanya bermimpi? Tentu tidak, itu salah besar! Lalu, harus bagaimana? Berjuang dengan kemampuan terbaikmu saat ini juga, tunjukkan keunggulanmu, dan bermimpilah! Wah, sepertinya mudah sekali dalam kata-kata, hanya berjuang dan bermimpi. Tentu tidak sesederhana itu, ada proses-proses yang harus dilalui dalam menempuh impian. Proses perjuangan yang melelahkan, proses berharap yang sedemikian panjang. Dan hal itu dihadapkan pada dua pilihan, yaitu terus maju atau mundur dari arena pertarungan. Perjuangan pun tak semudah membalikkan telapak tangan, perjuangan sebenarnya adalah ketika mengalami berbagai rintangan, ancaman kegagalan, dan terus maju menghadapinya. Disitulah letak nilai perjuangan. Proses perjuangan dengan bertarung melawan rintangan-rintangan untuk terus maju, melawan ego yang malahan dapat merugikan diri sendiri, dan jangan dilupakan yang pasti adalah perjuangan untuk selalu bertawakal dan berdoa untuk mengharapkan penguatan dari Yang Maha Kuasa. Dan hal yang terindah serta tetap dapat mempertahankan semangat perjuangan adalah teruslah bermimpi, teruslah berharap! Wujudkan mimpi itu, wujudkan harapan itu!
Nah, nikmatilah proses-proses itu walau memang menyakitkan tetapi berbuah manis pada akhirnya. Seperti yang dikatakan Albert Einstein, “I live in that solitude which is painful in youth, but delicious in the years of maturity.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar